SUBNETTING
TUJUAN PRAKTIKUM :
- Memahami Subnetting Classfull & Classless secara CIDR / VLSM.
- Dapat mengkonfigurasi IP pada jaringan Local Area Network.
Classfull
Pengalokasian
host pada jaringan dengan menggunakan sebuah subnet mask yang sama, biasanya menggunakan protocol RIPv1 dan IGRP,
dimana protocol ini tidak mempunyai
field untuk menyimpan informasi subnet sehingga informasi-informasi subnet tidak
dikirimkan.
Ini
berarti jika sebuah router menjalankan RIP mempunyai sebuah subnet mask dengan
nilai tertentu, router beranggapan bahwa semua interface yang berada di dalam
alamat classfull routing. Jika kita
mencampurkan panjang subnet yang berbeda dalam sebuah network yang menjalankan
protocol RIP atau IGRP maka network itu tidak akan bekerja.
Classless
Pengalokasian host/IP yang dapat
menggunakan subnet mask yang berbeda, yang didukung oleh routing protocol
(RIPv2, OSPF, dan EIGRP) yang dapat memberikan informasi subnet, sehingga dapat
menghemat sejumlah alamat host/IP.
Subnetting :
Mengapa dilakukan
subnetting ?
1. Untuk
mengurangi lalu lintas jaringan, mengurangi broadcast
storm/memperkecil broadcast domain. (reduced network traffic)
- Mengoptimalisasi unjuk kerja jaringan (optimized network performance)
- Pengelolaan yang disederhanakan yang memudahkan kita dalam pengelolaan,mengidentifikasikan permasalahan (simplified management)
- Penghematan alamat IP
Pada
dasarnya subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP
dan me-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet. Konsekuensinya
adalah semakin sedikit jumlah bit untuk host. Jadi semakin banyak jumlah
subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan host bit.
CIDR (
Classless Interdomain Domain Routing)
Perhitungan subnetting pada CIDR merupakan perhitungan lanjutan
mengenai IP Addressing dengan menggunakan metode VLSM ( Variable Length Subnet
Mask ), namun sebelum membahas VLSM perlu direview
terlebih dahulu subnetting menggunakan CIDR.
Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep
perhitungan IP Address yang dinamakan supernetting atau classless inter domain
routing (CIDR), metode ini menggunakan notasi prefix dengan panjang notasi
tertentu sebagai network prefix, panjang notasi prefix ini menentukan jumlah
bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network ID, metode CIDR dengan notasi
prefix dapat diterapkan pada semua kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan
dan lebih efektif. Menggunakan metode CIDR, kita dapat melakukan pembagian IP
address yang tidak berkelas sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai.
Sebelum kita melakukan perhitungan IP address menggunakan metode CIDR berikut ini adalah nilai subnet
yang dapat dihitung dan digunakan :
Tabel 1.
Tabel Nilai CIDR
Subnet Mask
|
CIDR
|
Subnet Mask
|
CIDR
|
255.128.0.0
|
/9
|
255.255.240.0
|
/20
|
255.192.0.0
|
/10
|
255.255.248.0
|
/21
|
255.224.0.0
|
/11
|
255.255.252.0
|
/22
|
255.240.0.0
|
/12
|
255.255.254.0
|
/23
|
255.248.0.0
|
/13
|
255.255.255.0
|
/24
|
255.252.0.0
|
/14
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.254.0.0
|
/15
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.255.0.0
|
/16
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.128.0
|
/17
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.192.0
|
/18
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.255.224.0
|
/19
|
255.255.255.252
|
/30
|
Catatan
penting dalam subnetting ini adalah penggunaan oktat pada subnet mask dimana :
-
untuk IP address kelas C yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada oktat
terakhir karena pada IP Address kelas C subnet mask default-nya adalah
255.255.255.0
-
untuk IP address kelas B yang dapat dilakukan
CIDR-nya adalah pada 2 oktat
terakhir karena pada IP Address kelas B subnet mask default-nya adalah
255.255.0.0
-
untuk IP address kelas A yang dapat dilakukan
CIDR-nya adalah pada 3 oktat terakhir karena IP address kelas A subnet mask
default-nya adalah 255.0.0.0
Contoh: Subnetting pada jaringan classfull dengan alamat network
192.168.1.0, seperti yang diperlihatkan pada gambar 2?
0 komentar:
Posting Komentar